Piala Dunia Qatar 2022 merupakan lanjutan dari ajang empat tahunan terbesar dalam kancah sepak bola yang ke-22, setelah pertama kali dimulai pada 1930 di Uruguay. Sebagai kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola antar negara dengan 32 peserta terbaik, tentunya berbagai hal dipersiapkan agar Piala Dunia berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Termasuk di Piala Dunia kali ini, teknologi hadir tak hanya sebagai perkembangan dari teknologi yang digunakan sebelumnya, namun juga sebagai produk yang menarik perhatian.
Sebelumnya, FIFA telah memperkenalkan bahwa di Qatar nanti, VAR dikembangkan menjadi Semi-Auto Offside. Teknologi paling anyar yang akan membantu wasit memutuskan kemungkinan offside di dalam pertandingan. Semi-Auto Offside bekerja dengan menggunakan banyak kamera yang diposisikan di bawah atap kedelapan stadion yang dipersiapkan Pemerintah Qatar.
Nantinya, kamera tersebut akan memproyeksikan gerakan pemain ke dalam bentuk animasi. Tak hanya itu, alat ini juga memproyeksikan beberapa titik pada bagian tubuh pemain kaitannya dengan kemungkinan offside. Sehingga offside dapat diteliti dengan lebih baik dibandingkan dengan VAR. Lebih canggih lagi, penonton yang ada di stadion juga dapat melihat hasil kerja Semi-Auto Offside karena kabarnya akan ditayangkan pada layar besar yang ada.
Tak hanya VAR, di Piala Dunia Qatar 2022, teknologi terbaru juga hadir dalam bola yang digunakan. Dengan beragam kecanggihan yang ada, bola tersebut tentunya layak masuk ke deretan pilihan bola terbaik yang digunakan dalam kancah sepak bola dunia. Simak selengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Biografi Lautaro Javier Martinez, Penyerang Tajam Argentina Di Piala Dunia 2022
1. Al Rihla

Nama Al Rihla tentu saja diambil dari bahasa Arab dengan arti ‘perjalanan’. Uniknya, bola ini menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia bagaimana pun berkontribusi dalam ajang Piala Dunia Qatar 2022 dikarenakan bola ini diproduksi Adidas bersama PT Global Way. Dua lokasi dipilih untuk proses produksi, yakni Tiongkok, serta Indonesia. Namun kabarnya, sebanyak 60-70% dari jumlah Al Rihla menjadi bagian Indonesia. Lokasi PT Global Way di Indonesia tepatnya berada di Madiun, Jawa Timur.
Sisi kecanggihan dalam Al Rihla sendiri terdapat pada dua bagian, yakni CTR-CORE dan Speedshell. CTR-CORE sendiri merupakan bagian yang berada di tengah inti bola yang dirancang khusus sehingga akurasi dan konsistensi bola lebih tinggi dari pada bola lainnya. Sedangkan Speedshell sendiri merupakan bagian kulit yang terbuat dari polyurethane dengan tekstur makro dan mikro. Speedshell juga dilengkapi 20 bagian panel paling baru sehingga meningkatkan stabilitas dan tembakan yang tajam.
2. Telstar 18

Bukan hanya mengambil nama dari bola yang pernah dipakai dalam Piala Dunia 1970 Meksiko, Telstar 18 yang dipakai pada periode Piala Dunia 2018 Rusia, merupakan bola hasil reka ulang. Jika dilihat secara sekilas, Telstar dan Telstar 18 akan terlihat sama, terutama dengan pemilihan warna hitam-putihnya. Namun, Telstar 18 dilengkapi dengan desain modern serta gradien dan mozaik. Telstar 18 juga hanya memiliki enam panel saja.
3. Brazuca

Identik dengan warna yang digunakan di Negeri Samba selaku tuan rumah perhelatan Piala Dunia 2014, Brazuca juga merupakan kolaborasi antara Adidas dan FIFA. Nama Brazuca sendiri berasal dari kata slang yang sering digunakan untuk penyebutan ‘Brazilian’. Desain multiwarna pada Brazuca membuat siapa saja yang melihat bola tersebut dapat menebak negara mana yang menjadi tuan rumah Piala Dunia kala Brazuca digunakan.
4. Jabulani

Sempat digadang-gadang menjadi bola dengan desain paling mewah, Jabulani yang digunakan dalam Piala Dunia 2010 Afrika dirancang menjadi lebih bulat dengan permukaan yang sangat halus, dilengkapi dengan delapan panel. Sayangnya, Jabulani justru menuai kontra di mana sebagian pemain menilai bola tersebut mudah bergerak dan sulit diprediksi.
Baca Juga: Seberapa Jauh Polandia Bisa Mengejar Lewandowski?
5. Teamgeist

Nama Teamgeist memiliki arti ‘spirit tim’. Pemilihan namanya didasarkan pada tradisi permainan Jerman yang cenderung kolektif. Teamgeist merupakan bola yang dibuat kala Jerman menjadi tuan rumah di Piala Dunia 2006. Teamgeist sendiri memiliki 14 panel namun dengan jautan yang sederhana, sehingga bola lebih bulat dan konsisten.
6. Fevernova

Bertuan rumah di dua negara, yakni Korea Selatan dan Jepang, Adidas meluncurkan Fevernova pada Piala Dunia 2002. Fevernova memiliki tiampilan modern karena menghilangkan tampilan tradisional ala Tango. Bola yang satu ini berdesain cukup kosong, dan hanya diberi pola segitiga berwarna emas, merah, dan hijau.
7. Tricolore

Tercatat dalam sejarah, bahwa Tricolore merupakan bola pertama yang digunakan di Piala Dunia dengan desain multiwarna, yakni merah, putih, dan biru, yang tentu saja melambangkan warna bendera dari sang tuan rumah Prancis.
8. Questra

Kala Amerika Serikat menjadi tuan rumah Piala Dunia 1994, Adidas mendesain tema ruang angkasa. Inovasi lainnya juga dilakukan pada bola ini, seperti menghadirkan lapisan busa polystyrene pada bola bagian luar, yang membuat Questra mudah dikendalikan, lembut, dan meningkatkan kecepatan.